Sekitar seribu benda-benda yang memiliki nilai sejarah bagi Surabaya tempo dulu siap dipajang di Museum Surabaya Gedung Cagar Budaya Siola yang akan diresmikan pada Minggu, 3 Mei 2015.
“Saya akan tampilkan wali kota sejak zaman Belanda dan Jepang tahun 1942-1945, hingga era Gestapu (G30S PKI). Sejarah tak boleh bohong. Semuanya akan saya pasang,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ikut mempersiapkan peresmian di Museum Surabaya, Sabtu, 2 Mei 2015.
Menurut dia, benda-benda kuno yang menceritakan Surabaya tempo dulu, di antaranya foto wali kota sejak zaman penjajahan, mesin ketik, perlengkapan pemadam kebakaran, serta berbagai penghargaan.
Barang antik tersebut di antaranya berasal dari koleksi di masing-masing satuan kerja perangkat saerah (SKPD). “Banyak dinas yang memberikan koleksinya. Ini di luar ekspektasi saya,” ujarnya.
Namun Risma mengakui benda kuno yang ditempatkan di museum tersebut masih belum lengkap. “Iya, memang belum lengkap, kami terus melengkapi,” katanya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya ini menegaskan bahwa Museum Surabaya akan menjadi destinasi wisata baru. Menurut dia, di gedung Siola, selain museum, pihaknya akan mengisi beberapa ruangan dengan pusat jajan khas Surabaya, pameran lukisan, sentra UKM, hingga kantor SKPD. Beberapa SKPD yang kantornya dipindah ke gedung bersejarah itu adalah dinas kebudayaan dan pariwisata, dinas tanah dan bangunan serta dispendukcapil.
“BKPM, dinas tanah dan bangunan, serta dispendukcapil kita pindah ke sini supaya pelayanan ke masyarakat dekat. Pelayanannya mulai pukul 09.00 WIB pagi sampai pukul 21.00 WIB,” kata alumnus ITS Surabaya itu.
Berkaitan dengan pertunjukan kesenian, wali kota mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa seniman. “Di sini nanti ada pertunjukan musik keroncong, jazz, tari, dan drama. Tinggal mengatur jadwalnya saja,” katanya.
Risma mengatakan berbeda dengan Museum Tugu Pahlawan dan House of Sampoerna, Museum Surabaya menampilkan sejarah Kota Surabaya.
“Banyak turis yang nanya museum, tapi adanya Museum Tugu Pahlawan dan House of Sampoerna. Tapi yang menceritakan Surabaya sendiri belum ada,” ujarnya.
Museum Surabaya, ujar Risma, dibuka untuk umum. Mereka yang ingin menyaksikan koleksi benda bersejarah dapat mengunjungin museum itu dengan gratis alias tidak dipungut biaya.
0 Comments